animasi blog
Home » » Gunung Sorik Marapi

Gunung Sorik Marapi

Written By Unknown on Kamis, 28 Maret 2013 | 04.05




Sorik Marapi adalah nama sebuah gunung yang terletak di Desa Sibanggor Julu, Kec. Puncak Sorik Marapi, kab. Mandailing natal, Sumatera Utara. Hutan di sekeliling gunung ini masih dalam kondisi yang baik dan penuh dengan berbagai keanekaragaman hayati dan menjadi aset terbesar untuk pengembangan Taman Nasional Batang Gadis. Sorik Marapi juga adalah salah satu gunung yang masih aktif di Sumatera Utara yang berketinggian 2.145 m dpl. Ada beberapa trek menuju puncak Sorik Marapi ini dan untuk mencapai ke puncaknya dibutuhkan waktu rata-rata 3 jam.
Gunung ini juga sudah tercatat meletus beberapa kali, dan menurut informasi yang didapat sudah terjadi tujuh kali letusan. Dimana letusan terjadi pada tahun 1830, 1879, 1892, 1917, 1970, 1986, dan terakhir pada tahun 1980. Dalam letusan ini Sorik Marapi memuntahkan debu dan lahar yang mengalir sampai ke kabupaten pasaman, Sumatera Barat. Maka saat ini di puncaknya terdapat sebuah danau vulkanik.  
Uniknya,sebagai sebuah objek wisata, keberadaan Gunung ini, terbilang tidak begitu populer karena bisa dihitung dengan jari berapa banyak pendaki yang datang setiap bulannya. Mungkin faktor jauhnya jarak dari Medan, ibukota Sumatera Utara yang merupakan salah satu penyebabnya. Butuh waktu hingga 12 jam perjalanan dengan angkutan darat untuk menempuh jarak sepanjang 480 kilometer jarak dari Medan – panyabungan. Dan dari panyabungan harus menyambung dengan angkutan pedesaan menuju Desa Sibanggor julu sekitar 20 menit.
Setelah sampai di Desa Sibanggor julu tepatnya di lereng Gunung Sorik Marapi, inilah tempat terakhir bisa membeli perbekalan. Titik awal pendakian dapat ditemui setelah melewati perumahan penduduk. Rumah di pedesaan ini masih kental dengan tradisinya, yaitu beratap ijuk (sabut hitam pohon aren) dan material dinding dan lantai dari kayu. Dibuat demikian bukanlah tanpa tujuan, melainkan karena desa ini berada di kaki gunung Sorik Marapi. Atap yang terbuat dari seng akan mengalami korosi (berkarat) karena guguran abu yang mengandung asam tinggi dari puncak Soorik Marapi. 



Seterusnya, setelah melewati barisan rumah tradisional itu, akan terlihat jalan setapak. Jalur itu melewati perkebunan coklat, karet,, kopi, dan tanaman lainnya milik penduduk. Inilah titik awal pendakian dimana ada sebuah tanjakan sekitar 70 derajat. Dan untuk tahapan perjalanan selanjutnya relatif mudah.
Dari bukit belerang , pendakian akan terasa menguras tenaga. Pemandangan pun monoton, hanya dominasi pohon-pohon besar. Sesekali tanaman berduri menyabet wajah sebab berada persis di tengah lintasan pendakian. Karena relatif jarang dilewati, maka jalur pendakian seringkali harus ditebas ulang. Terkadang lintasan itu berbentuk terowongan dari pepohonan liar.
Tetapi, kemungkinan untuk tersesat sangat kecil. Ada kabel yang mengikuti alur pendakian. Kabel ini mengalirkan listrik untuk sebuah tonggak pemancar di puncak gunung. Memegang kabel ini tentu saja sangat tidak dianjurkan. Walau menurut warga belum memakan korban, namun harap diingat: selalu ada yang pertama untuk semuanya, termasuk tersengat listrik di lereng gunung. Lintasan di sini umumnya tanah lembab. Hujan yang turun pada malam sebelumnya menyebabkan tanah berubah jadi lumpur saat diinjak. Kicauan burung murai batu (Copsycus malabaricus) yang biasa disebut piccala di sana, atau jejak binatang liar dapat ditemukan di sepanjang lintasan. 
Setelah melewati sekitar lima tempat peristirahatan, dengan waktu tempuh sekitar tiga jam lebih dari awal titik pendakian, kawasan puncak gunung mulai terlihat. Pohon-pohon perdu khas ketinggian berjejer di kiri dan kanan. Struktur tanah pun sudah berubah. Dari tanah lembab, berubah menjadi pasir. Kaki pun melangkah lebih ringan. Hingga akhirnya tiba di puncak pertama.

Jika telah sampai di sini, ada baiknya mengikuti tradisi masyarakat sekitar yang masih terjaga. Pendaki disarankan untuk melakukan adzan. Selain untuk memuji keagungan Sang Maha Pencipta, adzan ini merupakan upaya spritual agar dapat selamat hingga waktu turun nanti.
Puncak pertama itu adalah hamparan tandus seluas sekitar setengah lapangan bola. Kebanyakan pendaki berhenti sampai di sini karena di sinilah sajian utama Gunung Sorik Marapi berada, sebuah danau vulkanik dengan air kebiruan. Maka dapat dinyatakan Inilah danau tertinggi di Sumatera Utara.



Danau ini menjadi pelepas lelah. Memandangnya dari tepian, seakan ada yang mengundang untuk terjun. Danau ini tidak ada namanya. Hanya disebut Danau Sorik Marapi. Airnya asam. Di sini semburan belerang masih kuat. Untuk turun ke danau, lumayan berbahaya. Jalurnya terjal, dan pijakan juga tanah pasir yang gampang runtuh. Bila tak awas, bisa terjun ke dasar danau yang dalamnya kira-kira 100 meter dari puncak pertama.
Puncak Sebenarnya

Dari lokasi danau ini puncak kedua yang merupakan puncak sebenarnya bisa didapati dengan berjalan sekitar setengah jam lagi. Jalurnya sempit. Di kiri danau, di kanan jurang. Berjalan beriringan akan sangat berbahaya. Harus antri. 

Sebuah tanjakan ekstrim berupa jalur batu podas yang hanya muat satu pijakan kaki, harus dilewati. Membawa barang akan berpengaruh pada kelenturan tubuh. Sebab itu, ada baiknya menitipkan ransel atau bawaan kepada teman, agar bisa melangkah dengan tenang.

Sementara puncak itu sendiri hanyalah sebuah tonggak batu putih setinggi satu meter. Di sana tertulis angka 2.100. Kemungkinan maksud awalnya untuk menjelaskan tinggi gunung, namun angka ini salah. Ketinggian Gunung Sorik Marapi sebenarnya 2.145 meter dari permukaan laut (mdpl). 


  
  


Share this article :

0 komentar:

Entri Populer

Terpopuler

 
Support : Muhammad Ali Misran Hutasuhut | twitter | facebook
Copyright © 2014. Esky comm - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Muhammad Ali Misran
Proudly powered by Blogger