Sorik
Marapi adalah nama sebuah gunung yang terletak di Desa Sibanggor Julu, Kec.
Puncak Sorik Marapi, kab. Mandailing natal, Sumatera Utara. Hutan di sekeliling
gunung ini masih dalam kondisi yang baik dan penuh dengan berbagai
keanekaragaman hayati dan menjadi aset terbesar untuk pengembangan Taman
Nasional Batang Gadis. Sorik Marapi juga adalah salah satu gunung yang masih
aktif di Sumatera Utara yang berketinggian 2.145 m dpl. Ada beberapa trek
menuju puncak Sorik Marapi ini dan untuk mencapai ke puncaknya dibutuhkan waktu
rata-rata 3 jam.
Gunung ini
juga sudah tercatat meletus beberapa kali, dan menurut informasi yang didapat
sudah terjadi tujuh kali letusan. Dimana letusan terjadi pada tahun 1830, 1879,
1892, 1917, 1970, 1986, dan terakhir pada tahun 1980. Dalam letusan ini Sorik
Marapi memuntahkan debu dan lahar yang mengalir sampai ke kabupaten pasaman,
Sumatera Barat. Maka saat ini di puncaknya terdapat sebuah danau vulkanik.
Uniknya,sebagai
sebuah objek wisata, keberadaan Gunung ini, terbilang tidak begitu populer
karena bisa dihitung dengan jari berapa banyak pendaki yang datang setiap
bulannya. Mungkin faktor jauhnya jarak dari Medan, ibukota Sumatera Utara yang
merupakan salah satu penyebabnya. Butuh waktu hingga 12 jam perjalanan dengan
angkutan darat untuk menempuh jarak sepanjang 480 kilometer jarak dari Medan –
panyabungan. Dan dari panyabungan harus menyambung dengan angkutan pedesaan
menuju Desa Sibanggor julu sekitar 20 menit.
Setelah
sampai di Desa Sibanggor julu tepatnya di lereng Gunung Sorik Marapi, inilah
tempat terakhir bisa membeli perbekalan. Titik awal pendakian dapat ditemui
setelah melewati perumahan penduduk. Rumah di pedesaan ini masih kental dengan
tradisinya, yaitu beratap ijuk (sabut hitam pohon aren) dan material dinding
dan lantai dari kayu. Dibuat demikian bukanlah tanpa tujuan, melainkan karena desa
ini berada di kaki gunung Sorik Marapi. Atap yang terbuat dari seng akan
mengalami korosi (berkarat) karena guguran abu yang mengandung asam tinggi dari
puncak Soorik Marapi.
Seterusnya,
setelah melewati barisan rumah tradisional itu, akan terlihat jalan setapak.
Jalur itu melewati perkebunan coklat, karet,, kopi, dan tanaman lainnya milik
penduduk. Inilah titik awal pendakian dimana ada sebuah tanjakan sekitar 70
derajat. Dan untuk tahapan perjalanan selanjutnya relatif mudah.
Dari bukit
belerang , pendakian akan terasa menguras tenaga. Pemandangan pun monoton, hanya
dominasi pohon-pohon besar. Sesekali tanaman berduri
menyabet wajah sebab berada persis di tengah lintasan pendakian. Karena relatif
jarang dilewati, maka jalur pendakian seringkali harus ditebas ulang. Terkadang
lintasan itu berbentuk terowongan dari pepohonan liar.
Tetapi, kemungkinan untuk tersesat sangat kecil. Ada kabel yang
mengikuti alur pendakian. Kabel ini mengalirkan listrik untuk sebuah tonggak
pemancar di puncak gunung. Memegang kabel ini tentu saja sangat tidak
dianjurkan. Walau menurut warga belum memakan korban, namun harap diingat:
selalu ada yang pertama untuk semuanya, termasuk tersengat listrik di lereng
gunung. Lintasan di sini umumnya tanah lembab. Hujan yang turun pada malam
sebelumnya menyebabkan tanah berubah jadi lumpur saat diinjak. Kicauan burung
murai batu (Copsycus malabaricus) yang biasa disebut piccala di sana, atau
jejak binatang liar dapat ditemukan di sepanjang lintasan.
Setelah
melewati sekitar lima tempat peristirahatan, dengan waktu tempuh sekitar tiga
jam lebih dari awal titik pendakian, kawasan puncak gunung mulai terlihat.
Pohon-pohon perdu khas ketinggian berjejer di kiri dan kanan. Struktur tanah
pun sudah berubah. Dari tanah lembab, berubah menjadi pasir. Kaki pun melangkah
lebih ringan. Hingga akhirnya tiba di puncak pertama.
Jika telah sampai di sini, ada baiknya mengikuti tradisi masyarakat sekitar yang masih terjaga. Pendaki disarankan untuk melakukan adzan. Selain untuk memuji keagungan Sang Maha Pencipta, adzan ini merupakan upaya spritual agar dapat selamat hingga waktu turun nanti.
Jika telah sampai di sini, ada baiknya mengikuti tradisi masyarakat sekitar yang masih terjaga. Pendaki disarankan untuk melakukan adzan. Selain untuk memuji keagungan Sang Maha Pencipta, adzan ini merupakan upaya spritual agar dapat selamat hingga waktu turun nanti.
Puncak
pertama itu adalah hamparan tandus seluas sekitar setengah lapangan bola.
Kebanyakan pendaki berhenti sampai di sini karena di sinilah sajian utama
Gunung Sorik Marapi berada, sebuah danau vulkanik dengan air kebiruan. Maka dapat
dinyatakan Inilah danau tertinggi di Sumatera Utara.
Danau ini menjadi pelepas lelah. Memandangnya dari tepian, seakan ada yang mengundang untuk terjun. Danau ini tidak ada namanya. Hanya disebut Danau Sorik Marapi. Airnya asam. Di sini semburan belerang masih kuat. Untuk turun ke danau, lumayan berbahaya. Jalurnya terjal, dan pijakan juga tanah pasir yang gampang runtuh. Bila tak awas, bisa terjun ke dasar danau yang dalamnya kira-kira 100 meter dari puncak pertama.
Puncak Sebenarnya
Dari lokasi danau ini puncak kedua yang merupakan puncak sebenarnya bisa didapati dengan berjalan sekitar setengah jam lagi. Jalurnya sempit. Di kiri danau, di kanan jurang. Berjalan beriringan akan sangat berbahaya. Harus antri.
Sebuah tanjakan ekstrim berupa jalur batu podas yang hanya muat satu pijakan kaki, harus dilewati. Membawa barang akan berpengaruh pada kelenturan tubuh. Sebab itu, ada baiknya menitipkan ransel atau bawaan kepada teman, agar bisa melangkah dengan tenang.
Sementara puncak itu sendiri hanyalah sebuah tonggak batu putih setinggi satu meter. Di sana tertulis angka 2.100. Kemungkinan maksud awalnya untuk menjelaskan tinggi gunung, namun angka ini salah. Ketinggian Gunung Sorik Marapi sebenarnya 2.145 meter dari permukaan laut (mdpl).
Dari lokasi danau ini puncak kedua yang merupakan puncak sebenarnya bisa didapati dengan berjalan sekitar setengah jam lagi. Jalurnya sempit. Di kiri danau, di kanan jurang. Berjalan beriringan akan sangat berbahaya. Harus antri.
Sebuah tanjakan ekstrim berupa jalur batu podas yang hanya muat satu pijakan kaki, harus dilewati. Membawa barang akan berpengaruh pada kelenturan tubuh. Sebab itu, ada baiknya menitipkan ransel atau bawaan kepada teman, agar bisa melangkah dengan tenang.
Sementara puncak itu sendiri hanyalah sebuah tonggak batu putih setinggi satu meter. Di sana tertulis angka 2.100. Kemungkinan maksud awalnya untuk menjelaskan tinggi gunung, namun angka ini salah. Ketinggian Gunung Sorik Marapi sebenarnya 2.145 meter dari permukaan laut (mdpl).
0 komentar:
Posting Komentar