animasi blog
Home » » Pendakian Gunung Sibayak

Pendakian Gunung Sibayak

Written By Unknown on Kamis, 26 September 2013 | 16.09

Gunung Sibayak adalah sebuah gunung yang terletak di dataran tinggi Karo kota Berastagi, Sumatera Utara dimana ketinggiannya sekitar 2.096 dpl. Gunung ini juga sering disebut oleh orang Batak karo  dengan sebutan “Gunung Raja” dan terakhir kali meletus pada tahun 1881. Dimana gunung ini tidak begitu sulit untuk didaki oleh seorang pemula sekalipun karena jalan untuk menuju puncak gunung tidak begitu sulit dikarenakan jalan yang sudah sering dilewati oleh para pendaki.
Gunung ini terlihat indah yang menjadikan daya tarik bagi para pengunjungnya. Pada umumnya mata para pendaki akan dimanjakan oleh keindahan panorama alam menuju puncak gunung ini. Untuk mencapai kaki gunung sibayak, jalan yang paling dekat adalah melalui Desa Raja Berneh (semangat Gunung). Dimana di desa ini masih terlihat pemandangan tradisional, berupa rumah-rumah adat Batak Karo yang sudah berusiatua sekitar 200 tahun.

Start..............!!!!
Kali ini adalah cerita penjalanan saya dengan kawan-kawan sahabat Esky menuju puncak Gunung Sibayak. Pagi yang cerah menjadikan kami lebih bersemangat dalam perjalanan ini, sebelum keberangkatan kami selalu tidak lupa untuk doa bersama menurut kepercayaan masing-masing dimana agar diberikan keselamatan dalam perjalanan ini. Berangkat dari kota Medan menuju Berastagi, untuk sampe di kota Berastagi kami harus menaiki bis borneo atau pun yang lainnya. Dalam perjalan menuju berastagi kami lebih suka milih berada diatas bis ketimbang di dalamnya karena dengan berada di atas, kami dapat bebas memanjakan mata melihat pemandangan alam dalam perjalanan tanpa penghalang dan sedikit menantang.
sebelum keberangkatan, kami sudah mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa baik itu makanan/minuman, pakaian,obat-obatan, dan tenda karena kami berniat untuk  bermalam disana. Sesampainya di kota Berastagi, kami istirahat sejenak menghilangkan rasa cape dan mencairkan kembali muka yang beku karena dinginnya. Untuk mencapai kaki gunung Sibayak kami perlu sekali lagi menaiki angkot.
sesampainya di kaki gunung, salah satu dari kami melapor ke posko untuk pendataan anggota yang naik dan sekaligus pembayaran biaya retribusi. Pada saat itu waktu telah menunjukkan jam 19.00, dimana setelah selesai azan sholat magrib kami mulai bersiap-siap untuk memulai pendakian yang sebenarnya. Sebelum pendakian kami tidak lupa untuk berdoa bersama-sama kembali.

Pendakian di mulai..........!!!!
Dalam perjalan, kami tidak bisa melihat panorama alam dikarenakan perjalanan malam hari. Tetapi setidaknya kami bisa bercerita dan tertawa bersama untuk menghilankan rasa cape dan ngantuk..
dan satu lagi rasa takuttt itu loh...,, karna pengalaman sebelumnya kami sudah pernah jumpa sama si “keep smile” bukan cesar ea. Dalam perjalanan, jika salah satu diantara kami ada yg merasa cape dan ingin istirahat, kami mempunyai satu kode yg harus diucapkan yaitu “cocok kw rasa...” klo cocok baru istirahat, tp aku pribadi msih kurang tau sich asal-muasal kode itu kapan dipemberdayakannya.  
Tidak terasa perjalan sudah hampir 2 jam, berati kami butuh waktu kira-kira 1 jam lagi untuk sampai di puncak gunung sibanyak. Hutan yang begitu gelap gulita dan suara yang sunyi menjadikan rasa takut itu menjadi-jadi. Tiada cara lain untuk menghilangkan rasa takut selain terus berbicara dan melihat arah ke depan saja tanpa menoleh ketempat-tempat lain..
Akhirnya sampai juga kami di puncak Gunung sibayak dengan selamat, walaupun salah satu diantara kami sudah ada yang setengah pingsan dan rasa cape yang belum hilang juga. Sebagian diantara kami ada yang mendirikan tenda dan yang lainnya memasak air panas utk dibuat minuman sekaligus masak indomi untuk sarapan malam dan ini adalah kerjaan org dapur... kali ini ternyata kami kena sial lagi, yaitu kami lupa membawa tempat untuk pemasak indomi (kuali), jadi kami mw masak pake apa..? pake daun, sial... sial... ntah gara-gara siapa pun ini. Kami cba untuk mencari pinjaman kepada pekemah yang lain, ternyata pada saat itu Cuma kami saja yg kemah disana, tambah sial kuadrat lh jadinya. Dan pada akhirnya ada juga pahlawan revolusioner diantara kami, dengan idenya memasak indomie pake kaleng-kaleng,untung masih ada kaleng ea.. dan mungkin dialah org pertama pencetus percobaan memasak indomie pake kaleng2. Sungguh luar biasa, aku bangga punya kawan seperti dia... anak teknik di lawan.... wkwkwkwkkk...//
setelah seselai sarapan malam kami pun beranjak masuk ke tenda untuk tidur malam dikarenakan besok pagi kami harus cepat-cepat bangun utk menyaksikan matahari terbit dari upuk timur karena inilah salah satu yang ditunggu-tunggu oleh para pendaki gunung pada umumnya.
Jam 06.00, kami pun bangun walaupun sebagian masih ada yang blum mw bangun dan bahkan masih ngorok, yauda biarkan saja. Kami jalan menuju atas bukit dan menunggu hingga matahari mulai terbit. Sungguh aneh kali ini kami kena sial lagi, uda ditunggu- tunggu sampe 08.00, mataharinya belum nampak2 jga..., kmana hilangnya, ada yang nyuri ea..//  Ternyata pada saat itu terjadi kabut sehingga awan menutupi matahari yang terbit dan ini memang sudah nasib kami mungkin. Jadi gk jadi dech foto2 nya............ padahal camera canon da dibawa, perdana pula itu cameranya naik gunung.
Dan pada akhirnya kami putuskan untuk pulang saja, mungkin utk kali ini nasib kami buruk tp yang paling penting adalah kami bisa selamat sampe pulang ke kos masing2 karena kami anak kuliahan juga.
Untuk para sobat yang kepengen mencoba mendaki gunung sibayak, semoga informasi dan cerita ini bermanfaat untuk klian...  
wonderfull Indonesiaku.......!!!

Share this article :

0 komentar:

Entri Populer

Terpopuler

 
Support : Muhammad Ali Misran Hutasuhut | twitter | facebook
Copyright © 2014. Esky comm - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Muhammad Ali Misran
Proudly powered by Blogger